Jumat, 17 Oktober 2014

TEKNOLOGI REPRODUKSI

TEKNOLOGI REPRODUKSI

Secara alami, makhluk hidupp setelah dewasa mengalami reproduksi. Dengan kemampuannya bereproduksi, maka setiapa makhlik hidup mamppu mempertahankan keberlangsungan hidup jenisnya. Seiring dengan kemajuan sains dan teknologi, para ahli melakukan berbagai berbagai penelitian dalam bidang teknologi repproduksi, baik ppada tumbuhan maupun hewan.

Penerapan genetika telah banyak digunakan dalam bidang pertanian dan peternakan untuk kesejahteraan manusia. Melalui genetika, para ahli dapat memperoleh tanaman dan hewan yang bersifat unggul sehingga produksinya tinggi.


Keuntungan Pengembangbiakan Tanaman dengan Sifat Unggul

Pengembagbiakan tanaman dengan sifat unggul dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara tersebut antara lain dengan radiasi dan persilangan. Radiasi adalah penyinaran dengan sinar radioaktif. Sinar yang digunakan dapat berupa sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, sinar X. Persilangan tanaman adalah perkembangbiakan tanaman dengan mengawinkan suatu varietas tanaman dengan varietas lain. 

Penggunaan radiasi untuk pengembangbiakan tanaman didasarkan atas hubungan antara radiasi dengan materi genetik tanaman. Setelah perlakuan radiasi, biji tanaman langsung ditanam untuk selanjutnya dilakukan seleksi, pemurnian, pembuatan galur murni dan pengujian untuk memperoleh varietas unggul. Sifat unggul pada tanaman pertanian biasanya adalah tahan hama dan penyakit. Beberapa contoh tanaman padi hasil radiasi yaitu sebagai berikut.
  • Padi Atomita-3 (tahun1990), memiliki sifat berumur pendek (± 120 hari), produksi tinggi, dan tahan terhadap hama wereng cokelat.
  • Padi Atomita-4 (tahun 1991), dengan sifat seperti padi Atomita-3, umur 110-120 hari, produksi tinggi, tahan terhadap hama welerang cokelat, dan tahan terhadap bakteri tertentu.
  • Kacang hijau Camar (tahun 1991) dengan sifat berumur pendek, umur polong masak 60 hari, reproduksi tinggi, tahan terhadap penyakit busuk daun dan bercak cokelat, waktu matangnya polong cukup seragam sehingga panen dapat serempak, dan polong berada di atas daun kanopi sehingga memudahkan panen secara maksimal.
Dengan persilangan dapat diperoleh bibit unggul, misalnya tanaman yang tahan hama dan penyakit atau tanaman yang memiliki kualitas lebih baik, misalnya persilangan tanaman buah atau persilangan tanaman hias seperti anggrek. 


contoh tanaman anggrek hasil penyilangan


KLONING

Apa itu kloning? kata klon berasal dari bahasa Yunani yang berarti ranting atau tunas muda. Dalam biologi sel, klon diartikan sebagai sekelompok sel yang setiap anggota selnya  berasal dari sel tunggal. Ciri khas dari hasil klon adalah identik atau sama satu sama lainnya dan identik  dengan sel asalnya. Kloning berarti upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik. Kloning dapat dilakukan pada tumbuhan maupun hewan.

Kloning pada tumbuhan. Telah kita ketahui bahwa sistem reproduksi pada tumbuhan terbagi atas dua cara, yaitu secara genetatif dan secara vegetatif yang merupakan alternatif untuk mendapatkan individu baru yang memiliki sifat sama persis dengan tanaman individu.

Perbanyakan tumbuhan secara vegetatif biasanya dilakukan dengan cara setek dan cankok. Pada masa sekarang teknologi reproduksi telah dikembangkan suatu sistem perbanyakan tumbuhan secara vegetatif yang lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak. Cara tersebut adalah melalui sistem kultur jaringan atau kultur sel.

Prinsip dasar kultur jaringan adalah bahwa sel sebagai unit terkecil makhluk hidup memiliki kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan sel untuk menjadi individu baru. Artinya, setiap sel dari mana sel itu diambil, apabila ditempatan dalam lingkungan sesuai akan mampu tumbuh menjadi individu baru yang utuh dan lengkap (sempurna) sama dengan induknya. Sel yang terdiferensiasi tersebut tidak kehilangan informasi genetik selama mengalami diferensiasi.

Kloning dapat dilakukan dari sel-sel tumbuhan, baik akar, batang maupun daun. Sel-sel yang dibuat kloning bila ditempatkan pada media yang sesuai dapat ditumbuhkan menjadi individu baru yang sempurna.
kloning pada tumbuhan yang berasal dari sel daun

Dengan demikian,rekayasa reproduksi seperti kloning pada tumbuhan, terutama pada tanaman-tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sangat menguntungkan manusia. Melalui proses kloning dapat menghasilkan tanaman yang lebih banyak dengan waktru yang lebih singkat. Selain itu, melalui cara ini, tanaman baru juga memiliki sifat morfologi dan fisiologi yang sama persis dengan tanaman induknya. Berarti kita dapat memilih sifat-sifat yang kita inginkan. Upaya kloning pada tumbuhan juga dapat dilakukan pada tanaman langka. Jadi adanya kloning pada tumbuhan dapat meningkatkan agrobisnis (bidang dalam pertanian).

Keuntungan Perkembangbiakan Hewan dengan Sifat Unggul

Dengan melihat sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh hewan ternak, melalui penyilangan buatan dapat diperoleh kualitas ternak yang lebih baik. Kualitas ternak yang lebih baik, mislanya produksi daging dan susu kualitas tinggi. Penyilangan buatan pada hewan ternak misalnya pada sapi dan kambing. Penyilangan dilakukan dengan cara inseminasi buatan (kawin suntik).

Inseminasi buatan adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan sperma ternak jantan yang telah diproses ke dalam alat khusus.

Inseminasi buatan memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :
  • Memperbaiki kualitas ternak
  • Tidak mengharuskan ternak jantan unggul dibawa ke tempat yang dibutuhkan, sehingga dapat mengurangi biaya
  • Mengoptimalkan penggunaan ternak jantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lama
  • Meningkatkan angja kelahiran dengan cepat dan teratur
Inseminasi buatan telah dilakukan pada sapi bali dan sapi perah. Sapi bali memiliki sifat-sifat unggul antara lain dagingnya berkualitas tinggi, daya adaptasi terhadap lingkungan baik, sehingga perumput yang baik, dan dapat berkembangkan dengan baik meskipun tingkat pakannya rendah. Sedangkan sapi perah memiliki bibit yang berasal dari Amerika dan Belanda. Sapi perah menghasilkan produksi susu yang lebih baik.
(a)

(b)

Gambar. (a) sapi bali dan (b) sapi perah

Tujuan pengembangbiakan tumbuhan dan hewan yang memiliki sifat-sifat unggul terutama untuk meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan kualitas ternak.

Kloning pada hewan. Hewan juga memiliki sifat totipotensi. Tetapi sifat totipotensi yang dimiliki oleh hewan lebih rendah daripada tumbuhan. Namun demikian, hewan tingkat tinggi yaitu pada fase embrio (fase blastula) memiliki daya totipotensi yang tinggi. Pada fase blastula, sel-sel yang tumbuh belum melakukan diferensiasi.

Kloning pada hewan jauh lebih sulit dibandingkan kloning pada tumbuhan. Secara teoritis kloning pada hewan tingkat tinggi (vertebrata) dapat dilakukan, dengan prinsip sebagai berikut.
Teknik kloning mula-mula dilakukan pada katak. Teknik ini dilakukan oleh John Gurdon (biologiwan dari Oxfod univercity) pada tahun 1970. Sel telur katak yang belum dibuahi,  intinya diambil(dirusak) sehingga diperoleh sel telur tanpa inti. Kemudian inti pada sel tersebut digantikan dengan inti yang berasal dari sel tubuh (bukan dari sel kelamin). Dalam percobaan ini, sel tubuh berasal dari inti sel usus katak betina sejenis. Selanjutnya terbentuklah individu baru yang berasal dari sel telur yang mengandung inti sel usus. Selanjutnya zigot tersebut dipelihara di medium pembiakan sehingga tumbuh menjadi beberapa individu katak yang identik dan semuanya betina. Jadi individu-individu katak yang baru yang dihasilkan tersebut memiliki susunan genetik yang identik dengan pendonor inti sel usus. Secara teoritis sel donor inti dapat diperoleh dari sel kulit, saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan lain-lain. Dengan demikian, kloning pada individu terjadis secara aseksual dan bukan secara seksual.

Berdasarkan  prinsip tersebut, maka dapat dilakukan kloning pada semua vertebrata. Bahkan beberapa hewan selain katak, juga telah berhasil dilakukan kloning, misalnya tikus dan domba.

Kloning sebenarnya merupakan rekayasa genetika. Rekayasa genetika ataupun manipulasi teknik dalam genetika ini digunakan untuk mendapatkan sifat-sifat yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tidak menutup kemungkinan, kloning juga dapat dilakukan pada manusia. Namun demikian, kloning pada manusia harus dipertimabangkan benar-benar aspek etika, moral, dan agama karena dampaknya sangat berpengaruh pada aspek sosial-budaya umat manusia.







Rabu, 08 Oktober 2014

PART 2 - ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

CIRI -CIRI PECANDU NARKOBA

Bagi masyarakat awam, pecandu narkoba tidak mudah dikenali. Hal itu disebabkan para korban pecandu narkoba berusaha untuk menyembunyikan kecanduannya. Secara umum, ciri - ciri pecandu narkoba adalah sebagai berikut :
  1. Ditinjau dari segi kesehatan dan emosi, banyak menguap walaupun tidak mengantuk, batuk atau pilek berkepanjangan, sering pusing, otot kaku, suhu tubuh tidak normal (merasa demam), diare, perut melilit, mata sering berair, dan berwarna merah, sesak napas, takut air, mudah tersinggung, mulut berbau, agresif yang ditandai sering berkelahi, mabuk, sering mendengarkan musik keras-keras, dan emosi tidak stabil.
  2. Ditinjau dari segi perubahan sikap pribadi, sering menyendiri (menghindari dari pergaulan), menunjukkan sikap acuh, suka ingkar janji, malas mengurus diri, banyak menghabiskan waktu di kamar mandi, bersikap defensif dan penuh kebencian jika ditanya, mudah bertindak dan bersikap kasar kepada orang lain, sering berbohong,sering terlibat dengan tindak kriminal (mencuri, mencopet, dan merampok).

PEMANFAATAN ZAT ADIKTIF dan PSIKOTROPIKA

Narkoba banyak mendatangkan kerugian bagi penggunanya. Walaupun demikian, narkoba sangat diperlukan dalam bidang kesehatan. Biasanya, narkoba digunakan sebagai obat anestesi (obat bius). Penggunaan narkoba dilakukan jika keadaan mendesak. Beberapa obat-obatan yang tergolong narkoba antara lain sebagai berikut :
  1. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri hebat yang tidak dapat dihilangkan dengan obat antinyeri biasa. Jika rasa nyeri semakin hebat, dosis morfin juga makin meningkat. Jika diberikaan dalam dosis kecil (5% - 10%) kepada penderita nyeri atau gelisah dan tegang, morfin menimbulkan euforia, yaitu rasa sangat senang. Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pasien yang dibius sebelum operasi.
  2. Heroin (diasetilmorfin), terutama digunakan untuk mengurangi refleks batuk yang lebih kuat dari pada morfin. Dalam dosis 2 mg dapat menghilangkan refleks batuk.
  3. Bartiturat (pentobarbital atau secobartital) sering digunakan untuk menghilangkan rasa cemas sebelum operasi.
  4. Amfetamin, digunakan untuk mengurangi depresi yang disebabkan oleh obat penghambat susunan saraf pusat (analeptik). Penggunaan amfetamin dapat menghilangkan anestesi dari barturat, dapat menimbulkan bertambahnya kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri, lebih berkonsentrasi, dan euforia.
  5. Meperidine (sering disebut petidin, demerol, atau dolantin), digunakan sebagai analgesia. Obat jenis ini tidak efektif untuk batuk atau diare dan memiliki daya kerja yang lebih pendek daripada morfin.
  6. Metadon digunakan sebagai analgesia bagi penderita nyeri dan digunakan untuk terapi korban narkoba.

MENGHINDARKAN DIRI dari PENGARUH ZAT ADIKTIF dan PSIKOTROPIKA

Sebagai pelajar kamu harus menjauhi narkoba sedini mungkin. Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, kamu dapat melakukan hal-hal berikut :
  1. Tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman dan Takwa yang kuat akan menjadi benteng dari pengaruh buruk, termasuk godaan mengonsumsi narkoba.
  2. Jangan sekali-kali mencoba mencicipi narkoba. Pengguna narkoba biasanya dimulai dari sekedar mencoba. Berawal dari mencoba akhirnya menjadi ketagihan. Hal itu biasanya terjadi karena pengaruh teman. Oleh karena itu, kamu harus pandai-pandai memilih teman.
  3. Berusahalah untuk selalu berkomunikasi dengan keluarga. Segala permasalahan yang kamu hadapi hendaknya kamu diskusikan dengan keluarga, bapak, ibu, dan keluarga lainnya. Dengan komunikasi di dalam keluarga, masalah yang berat pun dapat terasa ringan.
  4. Ikut aktif mengawasi peredaran narkoba. Jika mengetahui ada orang yang menggunakan atau menjual narkoba, kamu harus cepat-cepat melaporkan kepada yang berwajib.




Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dan Penanggulangannya

Zat adiktif dan psikotropika sangat berguna untuk pengobatan. Namun, penyalahgunaannya sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kecanduan dan penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kematian. Dengan kata lain, orang yang menggunakan zat adiktif dan psikotropika telah membunuh dirinya sendiri secara perlahan.

Karena dapat menimbulkan kecanduan, para pemakainya dapat melakukan apa saja untuk mendapatkan obat yang diinginkannya. Hal ini tentu menimbulkan masalah bagi dirinya dan orang sekitarnya. Beberapa masalah itu antara lain sebagai berikut :
  1. Pecandu akan kekurangan gizi, tidak segar, mata cekung, dan tatapan matanya kosong.
  2. Pecandu narkoba sering mengalami sakit karena kekurangan gizi. Penyakit yang umum dialami adalah radang, terutama kulit, alat pernapasan, dan saluran kemih. Pemakai alkohol dapat mengalami gangguan lambung. Perokok dapat mengalami gangguan kerongkongan dan paru-paru. Pengisap obat dapat mengalami pembengkakan saluran napas di hidung. Obat yang disuntikkan dapat merusak pembuluh darah dan peradangan meluas keseluruh tubuh.
  3. Pecandu sering mengalami masalah kejiwaan, misalnya daya ingat lemah, kepribadian terganggu, sukar bergaul, mudah marah, gelisah, dan menjauh dari lingkungan sosial.
  4. Obat-obat itu berharga mahal sehingga pemakainya akan menjual apa saja yang dimilikinya. Jika barang-barangnya telah habis, para pecandu tidak segan-segan mengambil milik orang lain.
  5. Pemakaian jarum suntik yang bergantian oleh para pecandu dapat menimbulkan infeksi dan penularan penyakit.


Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika

Zat adiktif dan psikotropika (narkoba) sangat berbahaya jika disalahgunakan. Zat adiktif dan psikotropika boleh digunakan untuk pengobatan dan harus di bawah pengawasan dokter yang berwenang.

Masalaha penyalahgunaan narkoba menjadi masalah yang kompleks sehingga tidak mudah ditangani. Penanganannya harus melibatkan banyak pihak, anatara lain keluarga, sekolah, dan Badan Koordinasi Pelaksana (Bakolak).

Anak-anak yang hidup dalam keluarga yang kurang harmonis banyak yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, pengobatan dan rehabilitasi korbhan narkoba harus dimulai dari keluarga. Korban narkoba jangan dikucilkan dari keluarga. Akan tetapi, keluarga harus memerhatikan korban narkoba dan memberikan pengertian mengenai akibat buruk yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba. Jika korban diobatkan kerumah sakit atau pusat rehabilitas, keluarga harus memberikan pengertian kepada korban sehingga ia sadar dalam menjalani pengobatan dan rehabilitasi. Dengan demikian, diharapkan korban tidak terjerumus lagi setelah sembuh.

Jika korban seorang siswa, pihak sekolah harus bertindak bijaksana. Pihak sekolah jangan langsung menghukum siswa. Pihak sekolah harus menyelidiki penyebab siswa terlibat narkoba dan mengkonfirmasikan hasil temuannya dengan pihak keluarga. Korban narkoba harus diperlakukan seperti orang sakit yang membutuhkan pertolongan bukan penjahat yang harus mendapat hukuman.

Selasa, 07 Oktober 2014

Zat Adiktif dan Psikotropika

Pengertian Zat Adiktif dan Psikotropika

contoh zat adiktif dan psikotropika





Banyak obat jenis NAPZA beredar di pasaran, misalnya ganja, sabu-sabu, ekstasi, dan pil koplo. Penyalahgunaan obat jenis NAPZA sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi susunan saraf, mengakhibatkan ketagihan, dan ketergantungan. Karena mempengaruhi susunan saraf, NAPZA menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, persepsi, dan kesadaran.

ketagihan adalah gejala untuk terus menerus memakai atau menggunakan karena sangat membutuhkan. ketagihan merupakan gejala fisik dan mental yang ditandai dengan tubuh merasa sakit antara lain sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil pada saat tidak memakai atau menggunakan NAPZA. jika sudah parah, ada yang menjerit-jerit histeris, menggigit jari,dan berperilaku seperti orang gila. Keadaan ini dikenal dengan nama sakau.

Ketergantungan merupakan sindrom  atau kumpulan fenomena fisiologis (lahiriah), perilaku, dan kognitif kareana penggunaan psikoaktif dan kesulitan mengendalikan perilaku serta timbul toleransi untuk meningkatkan dosisi hingga dosis keracunan dan bahkan sampai over dosis yang dapat menyebabkan kematian.

NAPZA merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman (sintetik  atau semisintetik) yang jika dimakan, diminum, diisap/dihirup. dimasukkan (disuntikkan) ke dalam tubuh dapat menurunkan kesadaran atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Menurur UU No.5 tahun 1997, psikotropika meliputi ekstasi dan sabu-sabu (mengandung bahan aktif amfetamin), LSD, obat penenang/obat tidur, obat antidepresi, dan antipsikosis.

Menurut UU No.22 tahun 1997, narkotika meliputi golongan opiat (heroin, morfin, dan madat), golongan kanabis (ganja dan hashish), dan golongan koka (kokain dan crack).

Dampak Negatif Zat Psikotropika

Berdasarkan fungsinya, obat psikotropika dibedakan menjadi tiga, yaitu obat stimulan, obat depresan, dan obat halusinogen.
  • Obat stimulan (obat perangsang) adalah obat yang merangsang sistem saraf sehingga orang yang menggunakannya merasa lebih percaya diri dan selalu waspada. contoh obat jenis adalah kafein, nikotin, dan kokain.
  • Obat depresan (obat penenang) adalah obat yang dapat menekan sistem saraf sehingga pemakainya merasa mengantuk dan tingkat kesadarannya turun. Contoh obat jenis ini adalah alkohol dan barbiturat.
  • Obat halusinogen adalah obat yang dapat membelokkan pikiran pemakainya. Orang yang memakai obat ini akan berhalusinasi, yaitu melihat atau mendengar sesuatu  yang tidak nyata dan membuat sensasi yang tidak biasa. Contoh obat jenis ini adalah LSD ( Lysergic acid diethylamide) dan mariyuana.
orang yang menggunakan obat psikotropika akan mengalami gangguan sistem saraf, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Narkotika dapat menghilangkan rasa sakit dan membuat sensasi sehingga pemakainya merasa senang karena tidak terganggu dengan masalah yang sedang dihadapinya. Namun penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
  • kokain dapat digunakan untuk pembius lokal. kokain bersifat stimulan terhadap sistem saraf sehingga dapat meningkatkan stamina dan mengurangi kelelahan. Namun, efek penggunaan kokain hanya sementara dan biasanya diikuti dengan perasaan tertekan dan takut (depresi). Penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan pingsan atau bahkan kematian. Jika penggunaannya tiba-tiba dihentikan, pecandu akan menderita penyakit dengan tanda kejang-kejang, muntah, diare, berkeringat, dan sukar tidur.
  • Morfin dapat menghilangkan rasa sakit. Namun, morfin menyebabkan rasa lesu, perasaan ngantuk, kebingungan, perasaan kebahagiaan yang berlebihan (euforia), dan gangguan pada sistem pernapasan.
  • ekstasi dapat menimbulkan perasaan segar dan penuh energi sehingga pemakaiannya tidak merasa mengantuk. Namun, pemakai obat ini mengurangi keinginan untuk minum sehingga dapat mengalami dehidrasi. Penggunaan dalam waktu lama menyebabkan kehilangan daya ingat dan kemampuan menggerakkan badan.